Mungkin sebagian dari para pembaca yang budiman atau juga sebagian orang di luar sana yang masih awam seperti saya bertanya-tanya apa sih penerawangan itu? bagaimana sih sebenarnya? Nah untuk rasa penasaran ini ada baiknya mari kita sama-sama simak keterangan berikut sesuai pengalaman dan pengetahuan saya serta sumber yang tidak bisa saya sebutkan orangnya karena sudah almarhum (semoga Allah melimpahkan Rahmat, Rohman, dan Rohimnnya,) mungkin bisa sedikit memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas.
Terlebih dahulu mari kita ulas arti dari penerawangan itu apa.
Penerawangan adalah melihat atau merasakan sesuatu tapi tidak dengan panca indra.
Panca indra manusia terdiri dari lima yaitu: indra untuk melihat yaitu mata, indra untuk merasa yaitu lidah, indra untuk mencium yaitu hidung, indra untuk meraba yaitu tangan dan kaki, indra untuk mendengar yaitu telinga, maka dari itu orang juga menyebutnya sebagai “Indra Keenam” sebab melihat dan merasakannya tidak menggunakan panca indra tersebut.
Penerawangan itu bisa dikategorikan menjadi tiga, anggap saja begitu:
- Penerawangan dengan hati; dia menggunakan hatinya (perasaan yang dalam) untuk melihat atau merasakan baik itu mahluk astral atau gaib juga persoalan hidup, baik itu masa lalu, masa sekarang maupun masa depan yang akan diterawang, ini bisa juga saya sebut “Ketajaman Mata Hati”. Masih tahap meraba dengan ketajam hati yang ia miliki. Hasil dari penerawangannya kadang tepat.
- Penerawangan dengan batin; jadi di atasnya hati itu ada batin (bagian batin yang paling dalam; perasaan dalam hati). Ia menggunakan batinnya yang peka untuk mendeteksi sesuatu yang akan diterawang. Ini lebih tinggi lagi dibandingkan dengan hati, dikarenakan hatinya selalu diasah dengan dikir atau meditasi. Hasilnya dari penerawangan itu bisa tepat bisa tidak tergantung sikonnya atau moodnya.
- Penerawangan dengan hati ya dengan batin; dari penggabungan keduanya saya sebut penerawangan sehingga akan nampak jelaslah sesuatu gaib itu yang akan diterawang atau dilihat. Hasilnya akurat atau akurasinya mendekati 100% benar tergantung dia menyampaikannya.
Intinya akurasi dari penerawangan tersebut bisa dipengaruhi situasi, kondisi, dan mood dari sang penerawang itu ditambah lagi halangan dari energi yang menolak untuk diterawang, bisa dari gaib, dukun, tinggi rendahnya ilmu, dan lain sebagainya.
Itu menurut pengalaman dan pengamatanku soal terawang, menerawang, atau penerawangan. Ada satu hal lagi yang mungkin orang lupakan sebagai penunjang penerawangan itu bisa mendekati 100% benar. Ini nanti saya akan terangkan di bab lain.
Perlu saya garis bawahi, bahwa tidak ada yang mengetahui perkara yang gaib melainkan Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa. Manusia hanya diberikan setetes air dari lautan ilmu-Nya.
#penerawangan #indrakeenam #matabatin
0 Comments
Komentar