Sarana Dalam Penerawangan

Tentunya kalian penasaran ya, dengan judul artikel ini? Baiklah, akan saya terangkan. Yang dimaksud sarana di sini bukan sarana atau alat supaya kita bisa nerawang dengannya atau juga sebuah alat yang dipakai untuk terawangan agar kita bisa nerawang, bukan. Bukan itu maksudnya saya coy!

Sarana yang saya maksud, adalah sebuah alat atau jembatan penghubung yang digunakan "Para Penerawang" untuk bisa nyambung dengan yang akan-mau diterawang tersebut. Misalkan ada yang bertanya demikian: "Apakah Si Jelita anaknya bapak anu itu mencintai saya?"

Untuk menjawab pertanyaan di atas tadi, Sang Penerawang tentunya akan menjawab sesuai pertanyaannya. Oleh sebab itu, dia "Sang Penerawang" membutuhkan sarana agar penerawangannya bisa sampai ke-yang dimaksud-agar tidak salah dalam menjawab (salah alamat ke orang lain), tentunya yang dimaksud adalah tentang Jelita, soal perasaannya kepada sang penanya.

Sarana atau bisa juga alat yang dimaksud bisa berupa: benda milik Jelita, foto Jelita, nama lengkap dan orang tuanya Jelita; entah itu ibu atau bapak, nama dan alamat Si Jelita, serta sarana-sarana yang lainnya yang masih berhubungan dengan Jelita, terserah bagaimana keahlian Sang Penerawang saja.

Dengan begitu, maka terawangan akan bekerja sesuai permintaan dan berjalan atau menuju arah yang dipertanyakan, atau dituju sang penanya. Sama seperti halnya kita mau ke Jakarta, sarana atau alatnya bermacam-macam: ada yang pakai mobil, motor, kereta, sepeda mungkin, atau becak barangkali? Meski dengan berjalan kakipun kita bisa tetap sampai ke Jakarta, akan tetapi lama.

Begitulah kira-kira sarana atau bisa juga alat yang saya maksud di sini, meskipun ada seorang "Penerawang" yang tidak menggunakan sarana yang tersebut di atas. Artinya, "Sang Penerawangan" terawangan yang ia miliki sudah mahir, mampu melacak sesuatu tidak dengan sarana melainkan langsung ke niat dari sang penanya. Ini sangat jarang sekali terjadi yang memilikinya, terlebih lagi di zaman yang sudah modern ini.

Jadi, jangan heran dan aneh, apalagi curiga, jika paranormal yang kalian datangi lantas kamu menanyakan sesuatu dan paranormal minta nama lengkap, orang tua, alamat, dan lain-lain, sebab nama yang dimaksud bisa ada ratusan bahkan ribuan, agar tidak salah menerawang orang yang menjadi target terawangan. Ini hanya sebagai contoh saja. Di balik itu semua, masih ada banyak manfaat yang bisa digunakan oleh paranormal dengan sarana itu. Tapi, harus berhati-hati juga dengan paranormal cabul atau dukun cabul.

Ada juga sarana atau alat yang digunakan untuk menerawang itu sebuah cermin. Seperti, cermin kaca benggala. Ada juga yang memakai jasa anak kecil yang belum baligh dengan disuruh melihat kuku. Atau ada juga melihat piring berisi air dengan dibacakan mantra-mantra, jampi-jampi, atau doa mungkin? Ada lagi yang menggunakan sebuah gentong yang berisi air untuk menerawang, seperti yang digunakan Mak Lampir dalam sebuah film, dan lain sebagainya yang saya tidak tahu. Akan tetapi, bukan itu semua yang saya maksud.

Alat-alat tersebut di atas, baik yang saya maksudkan ataupun bukan yang saya maksud, hanya sebagai sarana dan alat saja. Pada hakikatnya Sang Penerawang itulah yang menjalankan dan melihat, terlebih lagi benda mati. Benda mati berupa cermin dan lain-lain tidak akan berfungsi tanpa adanya yang menggerakannya