Ads

header ads

Doa Memaksakan Jodoh Pada Allah


Boleh nggak sih berdoa kepada Allah untuk menjodohkan kita atas keinginan kita dan pilihan kita?

Berdoa kepada Allah sangat dianjurkan, "Bedoalah kepadaku niscaya akan aku beri", kata Allah dalam salah satu firman-Nya, sebab kepada siapa lagi kita meminta kalau bukan kepada Allah? Berdoa juga merupakan bagian dari ibadah, " الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ ", doa adalah bagian dari ibadah.

Coba resapi dan renungkan ayat di  bawah ini:



“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Dari sini kita bisa tahu bahwa apa saja yang kita sukai belum tentu Allah suka dan apa yang kita benci belum tentu Allah benci. Berarti, kita tidak bisa memaksakan kehendak dan keinginan kita kepada  Allah, karena Allah yang lebih tahu yang terbaik untuk kita. Ingatlah! Bahwasanya doa yang terbaik, kita serahkan pilihannya yang terbaik adalah yang Allah pilihkan.


Alangkah lebih eloknya lagi kalau semua keinginan kita itu, kita pertimbangkan baik dan buruknya. Maka dari itu, mintalah kepada Allah pilihan yang terbaik untuk kita, Jadi, jika ingin berdo’a, mintalah dengan do’a istikharah, seperti doa istikhoroh di bawah ini:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ

أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ، اللَّهُمَّ فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ هَذَا الأَمْرَ... خَيْرًا لِى

فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ، فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى، فَاقْدُرْهُ لِى، وَيَسِّرْهُ لِى، ثُمَّ

بَارِكْ لِى فِيهِ، اللَّهُمَّ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّهُ شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى، فِى

عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ، فَاصْرِفْنِى عَنْهُ، وَاقْدُرْ لِىَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ، ثُمَّ رَضِّنِى بِهِ

"Ya Allah, sesungguhnya aku beristikhoroh pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak. Engkaulah yang mengetahui perkara yang ghoib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini.... baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat, baik bagi agama, penghidupan, dan akhir urusanku, maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, penghidupan, dan akhir urusanku (baik bagiku dalam urusanku di dunia dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku, takdirkanlah yang terbaik bagiku di manapun itu sehingga aku pun ridho dengannya.” (HR. Bukhari, no. 7390, dari Jabir bin ‘Abdillah)

Bagi yang kurang paham tulisan arab, ini latinnya:

“Allahumma inni astakhiruka bi‘ilmika, wa astaqdiruka biqudrotika, wa-as-aluka mingfadhlika, fainnaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyuubi. Allahumma faingkungta ta’lamu hadzal amro.... khoirollii fii ‘aajili amrii wa aajilih, fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii, faqdur lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Allahumma wa ingkungta ta’lamu annahu syarrullii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii, fii ‘aajili amrii wa aajilih, fashrifnii ‘anhu, waqdurliil-khoiro haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bih”.

Post a Comment

0 Comments